Kamis, 26 September 2013

Ayat-Ayat Al-Qur'an Tentang Kompetisi dalam Kebaikan



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Di era modern ini, sering kali manusia lupa akan kewajiban, agama, dan ayat-ayat Al-Qur’an. Begitu juga kandungan ayat Al-Qur’an dan cara pengamalannya. Dalam kenyataannya, ayat-ayat Al-Qur’an sebenarnya sangat penting. Bahkan tanpa disadari, kadang kita juga mengamalkannya. Tetapi, hal itu tidaklah sempurna untuk menjadi amalan kita. Karena kita tidak tahu akan kaitan perbuatan tersebut dengan ayat Al-Qur’an. Padahal, hal itu biasa menjadi amalan kita jika kita memakai niat. Tetapi jika tahu akan ilmunya, mana mungkin kita biasa berpikiran sejauh itu dan berpikir akan niat dalam mengerjakannya. Semua itu dapat kita tangani dengan memahami ayat-ayat Al-Qur’an adalah salah satunya.
Dalam makalah ini akan mengulas sedikit ayat-ayat tentang berkompetisi dalam kebaikan. Kompetisi dalam kebaikan sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitan diri kita, keimanan dan ketakwaan kita terhadap Sang Pencipta, yaitu Allah SWT. Melalui surat Al-Baqarah:148 dan surat Al-Fathir:32 saya akan menjelaskan tentang kompetisi dalam kebaikan. Hal ini dimaksudkan supaya kita dapat menjadi hamba yang baik di dunia maupun di akhirat kelak. Amiin.
B.  Rumusan Masalah
1.      Apakah isi penjelasan tentang kompetisi dalam kebaikan?
2.      Bagaimanakah perilaku yang mencerminkan perilaku berkompetisi dalam kebaikan?
C.  Tujuan
1.      Menjelaskan ayat-ayat tentang kompetisi dalam kebaikan.
2.      Menjelaskan perilaku yang mencerminkan berkompetisi dalam kebaikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.  Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Memahami ayat-ayat Al-Qur’an tentang kompetisi dalam kebaikan.
1.1.      Membaca QS. Al-Baqarah:148 dan QS. Al-Fathir: 32
1.2.      Menjelaskan arti QS. Al-Baqarah:148 dan QS. Al-Fathir: 32
1.3.      Menampilkan perilaku berkompetisi dalam kebaikan seperti terkandung dalam QS. Al-Baqarah:148 dan QS. Al-Fathir: 32

B.  Penjelasan Arti QS. Al-Baqarah: 148
9e@ä3Ï9ur îpygô_Ír uqèd $pkŽÏj9uqãB ( (#qà)Î7tFó$$sù ÏNºuŽöyø9$# 4 tûøïr& $tB (#qçRqä3s? ÏNù'tƒ ãNä3Î/ ª!$# $·èŠÏJy_ 4 ¨bÎ) ©!$# 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« ֍ƒÏs% ÇÊÍÑÈ  
1.      Terjemahan
Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
2.      Penjelasan Ayat
Ayat ini secara global dapat dipahami sebagai dorongan kepada umat Islam untuk selalu berlomba-lomba dalam kebaikan. Tentunya untuk melihat sebuah perbuatan tersebut baik atau tidak harus merujuk sesuai dengan aturan Allah SWT yaitu Al-Qur’an dan sesuai hadits yang shahih.
Dalam Tafsir Al-Mishbah ayat ini bermakna, Bagi setiap umat ada kiblatnya sendiri yang ia menghadap kepadanya, sesuai dengan kecenderungan atau keyakinan masing-masing. Kalaulah mereka dengan mengarah ke kiblat masing-masing bertujuan untuk mencapai ridha Allah dan melakukan kebajikan, maka wahai kaum muslimin berlomba-lombalah kamu dengan mereka dalam berbuat aneka kebaikan.[1]
Dalam ayat ini Allah memerintahkan umat Islam untuk senantiasa berlomba-lomba dalam mengerjakan kebaikan (fastabiqul-khairat). Makna dari semua itu adalah hendaknya kita giat melakukan segala bentuk kebaikan seperti shalat, mengaji, menuntut ilmu dan amalan-amalan sejenisnya.[2]
C.  Penjelasan Arti QS. Al-Fathir: 32
§NèO $uZøOu÷rr& |=»tGÅ3ø9$# tûïÏ%©!$# $uZøŠxÿsÜô¹$# ô`ÏB $tRÏŠ$t7Ïã ( óOßg÷YÏJsù ÒOÏ9$sß ¾ÏmÅ¡øÿuZÏj9 Nåk÷]ÏBur ÓÅÁtFø)B öNåk÷]ÏBur 7,Î/$y ÏNºuŽöyø9$$Î/ ÈbøŒÎ*Î/ «!$# 4 šÏ9ºsŒ uqèd ã@ôÒxÿø9$# 玍Î7x6ø9$# ÇÌËÈ  
1.      Terjemahan
Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang Menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.
2.      Penjelasan Ayat
Al-Hasan berkata, “Orang yang zalim itu ialah orang yang keburukan-keburukannya lebih berat daripada kebaikan-kebaikannya. Al-muqtasid ialah orang yang sama antara kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukannya. Sedang sabiq ialah orang yang kebaikan-kebaikannya lebih berat daripada keburukan-keburukannya.[3]
Bagi yang berpendapat bahwa ayat ini berbicara tentang kelompok pendurhaka yang bakal menghuni neraka. Mereka memahaminya dalam arti hamba-hamba Allah, baik yang taat maupun yang durhaka. Dari hamba-hamba Allah itulah Yang Maha Kuasa memilih dua kelompok, yakni yang muqtashid dan yang sabiq bi al-khairat. Sedang yang tidak dipilih adalah yang zalim.[4]
Kesimpulannya, bahwa umat Islam dalam amal ada tiga golongan. Yaitu, orang lalai dalam mengamalkan Al-Qur’an dan berlebih-lebihan terhadap dirinya sendiri. Orang yang kadang-kadang mengamalkannya dan kadang-kadang menyalahinya. Dan orang berlomba kepada pahala Allah dengan melakukan kebaikan-kebaikan dan amal-amal saleh karena mendapatkan kemudahan dan taufik dari Allah.
D.  Ciri Perilaku Berkompetisi dalam Kebaikan
Ciri-ciri perilaku seseorang yang berkompetisi dalam kebaikan di antaranya adalah sebagai berikut:
1.      Memperbanyak perbuatan amal shaleh dalam kehidupan sehari-hari.
2.      Menghindarkan diri dari pebuatan yang mungkar.
3.      Selalu berusaha semaksimal mungkin ketika melaksanakan sesuatu yang baik.
4.      Mengiringi usahanya dengan berdo’a kepada Allah SWT.
5.      Menjadi lebih taat, rendah hati, tulus dan santun terhadap sesama.
BAB III
KESIMPULAN

Seperti yang telah kita lihat di atas, bahwasanya berkompetisi dalam kebaikan telah diperintahkan oleh Allah SWT dengan tujuan meningkatkan kualitas diri kita melalui amalan-amalan yang kita kerjakan.
Dalam surat Al-Fathir: 32, disebutkan umat Islam dalam amal ada tiga golongan. Yaitu, orang lalai dalam mengamalkan Al-Qur’an dan berlebih-lebihan terhadap dirinya sendiri. Orang yang kadang-kadang mengamalkannya dan kadang-kadang menyalahinya. Dan orang berlomba kepada pahala Allah dengan melakukan kebaikan-kebaikan dan amal-amal saleh karena mendapatkan kemudahan dan taufik dari Allah.
Untuk berkompetisi dalam kebaikan, Allah SWT telah menyediakan sarana dengan berbagai sarananya baik sarana hablumminallah maupun hablumminannas. Seperti melalui shalat, dzikir, sedekah dan amalan lainnya.
Ciri-ciri perilaku seseorang yang berkompetisi dalam kebaikan di antaranya adalah sebagai berikut:
1.      Memperbanyak perbuatan amal shaleh dalam kehidupan sehari-hari.
2.      Menghindarkan diri dari pebuatan yang mungkar.
3.      Selalu berusaha semaksimal mungkin ketika melaksanakan sesuatu yang baik.
4.      Mengiringi usahanya dengan berdo’a kepada Allah SWT.
5.      Menjadi lebih taat, rendah hati, tulus dan santun terhadap sesama.

DAFTAR PUSTAKA
Al Maragi, Ahmad Mustafa. Tafsir Al-Maragi. Semarang: CV. Toha Putra. 1992.
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Volume 1. Jakarta: Lentera Hati. 2011.
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Volume 11. Jakarta: Lentera Hati. 2011.
TMBG PAI MA, Qur’an Hadits Kelas XI. Akik Pustaka. 2008.


[1] M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Volume 1, (Jakarta: Lentera Hati, 2011), hlm 424.
[2] TMBG PAI MA, Qur’an Hadits Kelas XI, (Akik Pustaka, 2008), hlm 28.
[3] Ahmad Mustafa Al Maragi, Tafsir Al-Maragi, (Semarang: CV. Toha Putra, 1992), hlm 227.
[4] M. Quraish Shihab, Op. Cit, Vol 11, hlm 70.

0 komentar:

Posting Komentar

About

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto Saya
Saya hanyalah orang biasa yang belum banyak memiliki pengalaman. Saya Tidak Lebih Baik dari Anda.

Search