Selasa, 12 November 2013

Evaluasi Pendidikan Islam




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Untuk mengetahui ketercapaian suatu tujuan kegiatan diperlukan evaluasi. Suatu kegiatan dapat diketahui atau ditentukan tarap kemajuannya dengan adanya evaluasi.
Dalam pendidikan Islam evaluasi merupakan salah satu komponen dari sistem pendidikan Islam yang harus dilakukan secara sistematis dan terencana sebagai alat untuk mengukur keberhasilan atau target yang akan dicapai dalam proses pendidikan Islam dan proses pembelajaran.[1] Dengan kata lain penilaian atau evaluasi digunakan sebagai alat untuk menentukan suatu tujuan pendidikan apakah sudah tercapai atau belum. Atau untuk melihat sejauh mana hasil belajar siswa sudah mencapai tujuannya.
Dalam makalah ini penulis akan menyajikan hal-hal yang menyangkut evaluasi pendidikan Islam, mulai dari pengertian, tujuan, unsur-unsur, macam-macam, syarat-syarat dan prinsip-prinsip evaluasi.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian dan tujuan evaluasi pendidikan?
2.      Apa saja unsur-unsur evaluasi dalam pendidikan?
3.      Apa saja macam-macam evaluasi pendidikan?
4.      Bagaimana syarat-syarat dan prinsip-prinsip evaluasi?
C.    Tujuan
1.      Mengetahui pengertian dan tujuan evaluasi pendidikan.
2.      Mengetahui unsur-unsur evaluasi dalam pendidikan.
3.      Mengetahui macam-macam evaluasi pendidikan.
4.      Menjelaskan syarat-syarat dan prinsip-prinsip evaluasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian dan Tujuan Evaluasi Pendidikan
Menurut Bloom et. al (1971), “Evaluation, as we see it, is the systematic collection of evidence to determine whether in fact certain changes are taking place in the learners as well as to determine the amount or degree of change in individual students.”
Artinya: Evaluasi, sebagaimana kita lihat, adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa.[2]
Ada juga yang mengatakan, “Pofessional judgment or a process that allows one to make a judgment about the desirability or value of something.”
Artinya: pertimbangan profesional atau suatu proses yang memungkinkan seseorang membuat pertimbangan tentang daya tarik atau niai tertentu.[3]
Menurut Cross (1973: 5), “Evaluation is a process which determines the extent to which objectives have been achieved.”
Artinya: Evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi, dimana suatu tujuan telah dapat dicapai.[4]
Evaluasi dapat diartikan sebagai proses membandingkan situasi yang ada dengan kriteria tertentu dalam rangka mendapatkan informasi dan menggunakannya untuk menyusun penilaian dalam rangka membuat keputusan.[5]
Tujuan utama melakukan evaluasi adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya.[6]
B.     Unsur-unsur Evaluasi dalam Pendidikan
Evaluasi dalam pendidikan sangat diperlukan dalam pendidikan Islam. Sedangkan unsur-unsur evaluasi dalam pendidikan adalah sebagai berikut:
1.      Unsur evaluator,
2.      Unsur yang dievaluasi,
3.      Unsur materi,
4.      Unsur-unsur keshahihan hasil evaluasi,
5.      Unsur pengakuan terhadap hasil evaluasi.
Dari kelima unsur di atas dapat kita contohkan dari Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 31-32.
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat, lalu Allah berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama-nama benda itu, jika kamu memang orang-orang yang benar.” Mereka menjawab: “Maha suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”” (Q.S. Al-Baqarah:31-32).
Pertama, unsur evaluator yang dalam hal ini Allah SWT, yang sekaligus merangkap sebagai guru yang mendidik Nabi Adam as. Kedua, unsur yang dievaluasi, yang dalam hal ini Nabi Adam as., yang juga sebagai murid yang mendapatkan pelajaran dari Allah SWT. Ketiga, unsur evaluasi yang dievaluasi, yang dalam hal ini adalah segala sesuatu yang telah diajarkan oleh Allah SWT kepada Nabi Adam as. Keempat, unsur kesahihan hasil evaluasi, yang dalam hal ini pengakuan dan penilaian yang jujur dari para malaikat yang mengakui kemampuan Nabi Adam as. sebagai hasil didikan yang diberikan oleh Allah SWT. Kelima, unsur pengakuan terhadap hasil evaluasi, yang dalam hal ini para malaikat menyatakan hormat dan apresiasi yang tinggi terhadap Nabi Adam as.[7]
C.    Macam-macam Evaluasi Pendidikan
Pertama, evaluasi formatif. Evaluasi ini ditujukan untuk mengetahui hasil kegiatan belajar mengajar yang telah dilakukan oleh guru dan dicapai oleh pesert didik. Evaluasi ini dilakukan karena manusia memiliki banyak kelemahan dan berawal dari ketidaktahuan. Kedua, evaluasi sumatif, yaitu evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai peserta didik setelah mengikuti pelajaran dalam suatu caturwulan, satu semester, atau akhir tahun dalam rangka menentukan jenjang berikutnya. Ketiga, evaluasi placement (penempatan). Evaluasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan peserta didik sbelum mengikuti pelajaran, serta menentukan bidang studi atau jurusan yang akan dipilihnya. Keempat, evaluasi diagnosis, yaitu evaluasi yang ditujukan untuk mengetahui dan menganalisis tentang keadaan peserta didik, baik yang berkenaan dengan kesulitan-kesulitan yang dihadapi, maupun hambatan yang dijumpai dalam kegiatan belajar mengajar.[8]
D.    Syarat-syarat dan Prinsip-prinsip Evaluasi
Syarat-syarat evaluasi di antaranya yaitu, persyaratan validity, reliable, dan efisiensi. Validity terkait dengan hal-hal yang seharusnya dievaluasi yang diketahui dan diselidiki, dan soal-soal disusun dapatmemberikan gambaran keseluruhan dari kesanggupan anak mengenai bidang tertentu.[9] Valid, menurut Gronlund (1985) dapat diartikan sebagai ketepatan interpretasi yang dihasilkan dari skor tes atau instrumen evaluasi.[10] Reliable terkait keterpercayaan, yaitu bahwa soal yang disusun dapat memberikan keterangan tentang kesanggupan peserta didik yang sesungguhnya, serta tidak menimbulkan tafsiran yang beraneka ragam.[11] Hal ini juga dapat diartikan sama dengan konsistenti atu keajegan.[12] Adapun efisiensi, berkaitan dengan kemudahan dalam pengadministrasian, penilaian, dan interpretasinya.[13]
Selanjutnya prinsip-prinsip evaluasi tersebut diantaranya: prinsip kesinambungan (kontinuitas), menyeluruh (komprehensif) dan objektivitas. Kontinuitas terkait dengan keberlangsungan evaluasi tersebut dalam kurun waktu tertentu yang dilaksanakan secara terus-menerus. Komprehensif terkait dengan materi evaluasi yang mencakup kepribadian, ketajaman hafalan, pemahaman, ketulusan, kerjinan, sikap kerjasama, tanggung jawab dan sebagainya, atau yang lebih dikenal dengan istilah kognitif, afektif dan psikomotorik. Adapun objektif terkait dengan kenyataan yang sebenarnya, serta tidak dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat emosional dan irasional, serta yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar.[14]


BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Pertama, evaluasi adalah proses membandingkan situasi yang ada dengan kriteria tertentu dalam rangka mendapatkan informasi dan menggunakannya untuk menyusun penilaian dalam rangka membuat keputusan.
Kedua, tujuan utama melakukan evaluasi adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya.
Ketiga, unsur-unsur evaluasi dalam pendidikan adalah unsur evaluator, unsur yang dievaluasi, unsur materi, unsur-unsur keshahihan hasil evaluasi, unsur pengakuan terhadap hasil evaluasi.
Keempat, macam-macam evaluasi pendidikan yaitu, evaluasi formatif, evaluasi sumatif, evaluasi placement (penempatan), evaluasi diagnosis.
Kelima, syarat-syarat evaluasi di antaranya yaitu, persyaratan validity, reliable, dan efisiensi. Dan prinsip-prinsip evaluasi diantaranya adalah prinsip kesinambungan (kontinuitas), menyeluruh (komprehensif) dan objektivitas.
B.     Saran dan Harapan
Dari sedikit uraian yang telah terpapar pastinya masih banyak ditemukan kekurangan-kekurangan. Sehubungan dengan itu kami menunggu saran dari para pembaca agar makalah ini lebih baik lagi. Kami harap makalah ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan para pembaca.


DAFTAR PUSTAKA
Daryanto, 2005. Evaluasi Pendidikan. cet. ke- 3. Jakarta: Rineka Cipta.
Ramayulis, 2008. Ilmu Pendidikan Islam. cet. ke 10. Jakarta: Kalam Mulia.
Sukardi, M, 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya. cet. ke- 1. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Nata, Abuddin, 2010. Ilmu Pendidikan Islam. cet. ke- 1. Jakarta: Kencana.
Silverius, Suke, 1991. Evaluasi Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: PT Grasindo.


[1] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), cet. ke 10, hlm. 220.
[2] Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), cet. ke- 3, hlm. 1.
[3] Suke Silverius, Evaluasi Belajar dan Umpan Balik, (Jakarta: PT Grasindo, 1991), hlm. 4.
[4] M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), cet. ke- 1, hlm. 1.
[5] Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), cet. ke- 1, hlm. 307.
[6] Daryanto, Op. cit., hlm. 11.
[7] Abuddin Nata, Op. cit., hlm. 309-310.
[8] Ibid., hlm. 310-311.
[9] Ibid., hlm. 311.
[10] M. Sukardi, Op. cit., hlm. 30.
[11] Abuddin Nata, Op. cit., hlm. 311.
[12] M. Sukardi, Op. cit., hlm. 43.
[13] Abuddin Nata, Op. cit., hlm. 311.
[14] Ibid., hlm. 312.

0 komentar:

Posting Komentar

About

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto Saya
Saya hanyalah orang biasa yang belum banyak memiliki pengalaman. Saya Tidak Lebih Baik dari Anda.

Search